Siapa sangka? Hayo, sekarang aku tanya?! Siapa sangka Matt Maltese bisa konser di Indonesia?! Hwaaaaa. Aku sangat terkejut setibaku di rumah sepulang kerja, buka Twitter dan muncul pengumuman bahwa pacarku dari Inggris ini akan menggelar konser perdananya di Jakarta, Indonesia! Kau tahu.. saat matamu terbelalak dan tanganmu berusaha menutup mulutmu yang menganga lebar. Begitulah reaksiku saat itu. Setelah otakku selesai memproses berita tersebut, sontak aku lompat kegirangan di kamarku, menatap cermin dan mendapati mukaku memerah saking senangnya. Ah... <3
Rasanya baru di awal tahun kemarin aku menyematkan namanya sebagai musisi yang ingin kutonton di tahun 2024. Kemudian gambar tersebut kujadikan sebagai latar belakang layar komputerku bersama dengan daftar musisi hebat lainnya. Maksudku, aku memang berharap, sangat berharap. Namun, jika kau tinggal di Indonesia, kau tahu, musisi punya kesempatan untuk menyelenggarakan tur Asia sekalipun, Indonesia belum tentu menjadi tujuan. Hal itupun dibuktikan dari dirinya yang sudah menyelenggarakan tur Asia tahun 2023 dan melewati Indonesia. Hiks.
Setelah merekomendasikan lagunya di bagian #20, kemudian menulis sedikit tentang musiknya "Matt Maltese dan Lagu-lagu Cintanya yang Nyeleneh" dan sedikit mengulik makna lagunya yang bertajuk "Less and Less", tibalah aku di hari peperangan. Yup, hari pembelian tiket. Yang kemudian kuketahui tiket bahkan masih tersedia jauh setelah hari dibukanya pembelian. Ck. Rugiiiiii.. gak dengar Matt Maltese.
Sebagai penikmat musik Matt, tentu aku sudah menonton penampilannya di panggung melalui Youtube, bagaimana angle-nya saat bermain piano yang kemudian menjadi hitung-hitunganku untuk mendapatkan pengalaman yang setimpal. Aku sangat tidak mau rugi! Dalam artian pandanganku tidak boleh terlalu tertutup oleh pianonya (bila aku ambil sisi kiri panggung), juga tidak boleh membelakangi punggungnya (bila aku ambil sisi kanan panggung). Maka setiba aku di venue, aku sudah kalkulasi di mana aku mesti mengantre untuk kemudian nanti berdiri di kerumunan. I got the best view! Yay. Aku bangga pada diriku sendiri.
![]() |
Foto: Matt Maltese Jakarta oleh Sifa |
Bersenandung sebelum gate terbuka bersama Matt yang tengah sound check di dalam, sampailah kami di dalam area. Matt memulai aksinya dengan "You Deserve an Oscar", disusul "Rom-Com Gone Wrong", lagu yang memperkenalkanku pada dirinya.
Sepanjang konsernya, Matt memamerkan kelihaian jarinya menari di atas tuts piano, mengukir melodi yang indah, membalut vokal beratnya yang menggema menyanyikan lagu-lagu balada miliknya yang manis sekaligus mengenaskan.
Sebab merasakan pengalaman beda, di tengah kerumunan tersebut, aku tersadar bahwa ini kali pertamaku menonton musisi dengan piano sebagai instrumen utamanya. Malam itu, Matt berhasil membiusku dengan musiknya, menyelimutiku hangat.
Lagu demi lagu dimainkan oleh Matt dan mampu menciptakan suasana yang berbeda di setiap bagiannya. Kemudian sampailah pada "Nightclub Love", lagu yang kuharap dibawakan. Maksudku, aku suka lagunya yang lain. Namun entah mengapa aku ingin sekali mendengar Nightclub Love secara langsung. Tidak hanya vokal dan alunan musik, pengaturan cahaya malam itu juga nyatanya menjadi faktor yang mendukung suasana menjadi sempurna sesaat cahaya kemerahan menyinari Matt begitu ia memainkan intronya.
Berbeda dengan sebelumnya, kini kamu diajak menyelami “As the World Caves In”. Rasanya seperti berada di bangunan tua dengan paduan suara yang menggema di dindingnya, bersautan dengan dentuman musik yang kian meninggi memekik begitu menyentuh chorus, perlahan menarik jiwa dari ragamu secara paksa. Such a religious experience!
Matt menutup malam itu dengan "Everyone Adores You", lagu yang disambut meriah oleh penonton begitu intro dimainkan. Tak heran karena bagiku juga, dentingan piano di lagu ini menjadi salah satu yang terbaik dari Matt. Entah surga apa yang merasukinya saat meramu lagu ini. Kemudian bagian yang ditunggu, kurasa Matt sendiri tahu, saat kami bersama-sama menyanyikan penggalan lirik outro lagu ini. Dan entah surga apa yang merasukiku malam itu.
0 Comments:
Post a Comment