The Script: Greatest Hits Tour 2022, Jakarta

Saya di tahun 2019, pasti senang dengan apa yang saya lakuin di tahun 2022. Terlebih dengan diri saya di tahun 2011 karena akhirnya saya nonton konser The Script, setelah menyesalinya tidak bisa turut nonton konser pertama mereka di tahun 2011, band yang lagunya (pernah) digadang-gadang menjadi lagu galau paling brutal itu. Hiksss.
Begitu The Script umumin konser di Indonesia dengan tajuk "The Greatest Hits" yang diselenggarakan 2 hari di Jakarta, Jumat, 30 September 2022-Sabtu, 1 Oktober 2022, dan Minggu, 2 Oktober 2022 di Bandung, saya jadi kembali tertarik, "mungkin setidaknya saya harus nonton mereka sekali? dan mungkin ini waktu yang tepat?" Sebelum keinginan saya untuk menyaksikan mereka pudar dan akhirnya hilang.
Dengan pemikiran begitu pun, saya masih santai di hari penjualan tiket. Beli di orang lain mendekati hari konser saja, pikir saya. Hingga saya temui postingan kuis Instagram detik.com dengan tiket The Script sebagai hadiahnya. Bermain kuis dengan mengandalkan kata-kata? Pun dengan saya yang sudah mendengar The Script lebih dari 10 tahun? Jari saya begitu siap menekan tombol send. Tidak hanya itu, Sony Music [Indonesia], selaku perusahaan rekaman yang menaungi pendistribusian musik The Script di Indonesia, turut hadir membagikan tiket gratis. Hingga beberapa waktu setelahnya, saya diumumkan sebagai salah satu pemenang oleh detik.com. Terkejut? Tidak terlalu. Senang? Sudah pasti iya. Hehe. Selagi itu, saya tetap memantau pengumuman dari Sony Music. Sebagai orang yang pernah memenangkan CD #3 bertanda tangan ketiga personel The Script sewaktu SMA dari mereka, harapan untuk menang kembali tetap ada.

Sayang, harapan itu tidak sejalan dengan kenyataan. Tetap dengan semangat, saya pun meluncur ke area GBK dengan tiket dari detik.com di tangan. Hingga mendekati area lokasi saya dapat pesan dari Sony Music, menyatakan saya sebagai pemenang! Bahagiaaaaa.
Menurut saya, ada kendala dari salah satu pemenang karena baru diumumin di hari H, menjelang siang hari, pula. Bayangin rumah kamu bukan di Jakarta atau ada urusan lain. Huf, ngawurnya Sony Music justru menguntungkan saya.

Dalam perjalanan tersebut, tim Sony mengonfirmasi tiket yang saya dapat adalah festival, festival dibagi 2, silver dan golden. Silver masih lebih baik ketimbang tribun (yang saya dapat dari detik.com). Ternyata eh ternyata, begitu saya bertemu dengan tim Sony, mereka menyerahkan wristband untuk section GOLDEN! Bukan main memang, tapi wajar, sih, mengingat mereka label rekaman yang menaungi The Script.
Source: Billboard
Malam itu The Script membuka konser dengan "Superheroes" yang meriah. Sesuai dengan tajuk turnya, saya bernostalgia dengan lagu-lagu lama mereka, seperti "We Cry" yang masih saja sulit saya ikuti nyanyian liriknya, "Before The Worst", "Talk You Down" dengan lirik semula kota London yang diubah menjadi Jakarta (elaaaah, yakali ngga, hehe), lagu kebangsaan "For The First Time", tidak lupa lagu yang mencabik-cabik hati saya saat patah hati semasa sekolah menengah pertama, "Breakeven" dan "Nothing", tentu tidak lupa "The Man Who Can't Be Moved".

Ah......... semua asumsi yang saya simpulkan sendiri tentang diri saya yang tidak lagi merasa terhubung dengan lagu The Script, terbantahkan sudah, saat atmosfir malam itu merangkul kami semua dalam suatu pertunjukan musik.

Terima kasih, The Script, sebab terus utuh. Terima kasih telah memberi warna pada kehidupan remaja saya dan membiarkan saya bernostalgia dengan penuh rasa bahagia. Saya berharap ini bukanlah yang terakhir.

CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment