things have turned green again.
Jika patah hati karena seseorang, saya cenderung tidak lagi ingin terikat atau tahu tentang kabarnya. Saya tidak ingin tahu perkembangan tentang dirinya. Untungnya, pendirian tersebut cukup kuat saya pegang. Cukup kuat hingga biasa memendamnya sendiri. Alhasil, orang-orang di sekitar saya melihat seolah hal itu tidak lagi mengganggu, yang padahal saya tengah berusaha untuk mencapai itu.
Maybe when things turn green again, it will be good to say you know me.
2020, satu kalimat tersebut cukup meyakinkan saya bahwa kelak saya akan terbebas dari perasaan tidak nyaman tersebut.
Kemudian, saya sengaja membagikannya di Instagram dengan menyematkan lirik tersebut tepat di hari ulang tahunnya. Ini hanya satu dari sekian "cryptic messages" yang saya bagikan di media sosial. Saya suka bermain konyol dengan pikiran sendiri. Karena meski hidup kadang melelahkan, menjalaninya seperti itu jadi lebih menarik.
Semakin menarik pula, karena di tahun berikutnya, 2021, saya dapati kabar bahwa dia menikah. Perasaan tidak nyaman itu menyerang lagi. Beraninya dia menikah di bulan kelahiran saya, bulan kesukaan saya.
Lakon sebagai mantan yang santai masih bisa saya perankan dengan menanggapi kabar tersebut sewajarnya. Kalau kata Holly Humberstone di lagunya Deep End, sih, "you've practiced your lines to convice us you're fine, but I know that's not where you are" Beuh.......
Kabar itu terus sampai ke telinga sata, menerus hingga saya rasa itu bukan hal yang penting, pun sedari awal. Teman saya ini memang ahli jadi pengantar berita. Tidak ada lagi pilihan selain bicarakan pada teman saya secara terang-terangan (dan brutal) untuk berhenti membicarakan dirinya.
Seiring waktu, setelah dijatuhkan dengan berita tersebut dan segala pengandaian yang kini mustahil―saya sempat berpikir jika waktu mempertemukan kami lagi, saya akan memberinya dompet kartu dengan motif Star Wars kesukaannya, mungkin juga buku yang pernah dia ceritakan.
Bukan berharap kami kembali bersama, saya sangat sadar akan hal itu. Besar diri saya hanya tidak turut senang mengetahui ternyata dia hidup bahagia tanpa saya. Jadi masalahnya ada pada diri saya. Saya hanya perlu berdamai dengan diri sendiri. Namun, itu pikir saya dulu, kini saya hanya mengingat hal-hal baik tentang kami dan itu menyenangkan.
Hingga tiba-tiba dia muncul lagi di hidup saya, bukan dengan cara yang romantis atau dramatis. Saya pun tidak berharap begitu. Dia hanya menyukai postingan saya di Instagram, sedikit cerita di masa lalu dan tentang bagaimana perasaank saya saat nonton The Script untuk kali pertama.
Benar, saya pernah memenangkan CD The Script yang saya ikuti kuisnya saat SMA. Dialah orang yang membagikan informasi tersebut.
Dengan dia menyukai postingan saya, entah bagaimana arti itu baginya. Namun, saya merasa dia―entah di mana keberadaan dan hidupnya kini―seolah tersenyum pada saya dan berkata, "Lihat? Kamu berhasil menontonnya!"
Saya tidak tahu bahwa satu hal, hanya satu hal itu cukup menjadi penutup dan titik penyadaran, bahwa ternyata saya telah merelakannya. Tidak ada perasaan buruk yang mengikuti. Saya telah berdamai dengan perasaan sendiri dan hati saya kini ringan.
It is good now to say you know me.
Semoga hidupmu baik dan bahagia.
0 Comments:
Post a Comment