Twenty Five Twenty One

Twenty Five Twenty One bermula dengan Kim Min-chae yang memutuskan untuk kabur ke rumah neneknya setelah mengundurkan diri dari kompetisi balet. Begitu tiba di rumah neneknya, Min-Chae menemukan buku catatan di kamar lama ibunya, Na Hee-do, seorang atlet anggar legendaris yang kini telah pensiun. Buku catatan itu kemudian mengantarkan Min-Chae pada kisah-kisah menarik mengenai ibunya semasa muda.

Bermula dari krisis di Korea Selatan pada akhir tahun 1990-an yang tidak sedikit merenggut mimpi anak muda kala itu, termasuk mimpi Na Hee-do untuk tetap beranggar. Usaha Hee-do tersebut membawa kita berjumpa dengan kisah persahabatannya dengan teman sekolahnya, Ji Seung Wan dan Moon Ji Woong, juga Ko Yu Rim, teman sekolah juga atlet anggar nasional populer yang telah meraih medali emas. Krisis tersebut juga berdampak pada Baek Yi Jin, laki-laki dari keluarga kaya yang kini bangkrut dan harus terpisah dari keluarganya, tidak mampu melanjutkan kuliah dan harus bekerja paruh waktu seperti mengantar koran, menjaga penyewaan toko buku, dan berjualan ikan demi mencukupi kehidupannya.
Twenty Five Twenty One

Pertemuan Na Hee-do dengan Baek Yi Jin terjadi saat Yi Jin mengantar koran ke rumahnya, juga saat Hee-do datang ke toko buku tempat Yi Jin bekerja, yang kala itu komik Full House tengah digemari remaja perempuan. Yi Jin kemudian diketahui juga seorang alumni dari SMA Taeyang, sekolah yang sama dengan Hee-do, Seung Wan, Ji Woong, dan Yu Rim. Tinggal di lingkungan sama juga mengenyam pendidikan di sekolah yang sama, tidak sulit bagi mereka untuk menjalin pertemanan. Tingkah mereka yang ceroboh, konyol dan penuh semangat begitu mencerminkan bagaimana anak muda pada usia itu bersikap.

Taeyang Squad

Tidak hanya fokus pada peran utama, drama ini juga berfokus pada pemeran lain dan mampu membentuk karakter-karakter yang kuat dengan porsi yang pas pada masing-masingnya, dikemas dengan alur yang runut juga detail yang rapi, membuat penonton tidak henti menerka kisah yang terjadi selanjutnya, meski itu harus mengandalkan petunjuk-petunjuk kecil sekalipun. Benar, saya begitu terpikat dengan drama ini. Twenty Five Twenty One sempurna hanya jika berakhir di episode 14 awal.

Hahaha. Becanda.

Saya tidak menampik alasan saya menyayangkan akhir drama ini sebab Hee-do dan Yi Jin tidak berakhir bersama. Saya pun paham bahwa cinta tidaklah selalu berhasil. Namun, meski harus dihadapkan dengan realitas, drama ini tidak cukup memberikan akhiran yang layak. Episode-episode yang dibalut dengan detail yang rapi tidak lagi berlaku di akhir drama, membiarkan penonton dihantui pertanyaan-pertanyaan tak terjawab.

1. Barang Yi Jin yang ada pada Hee-do


Saat Min-chae kabur ke rumah neneknya, penoton menemukan barang-barang Yi Jin (di masa lalu) yang kini ada pada ibunya seperti pemutar kaset, miniatur skatebord dan foto Hee-do selagi di pantai saat mereka berlibur bersama di musim panas. Kenapa barang-barang itu bisa ada pada Hee-do? Ini seperti hanya upaya penulis beri harapan bahwa mereka mungkin berakhir bersama.

 

2. Percakapan Yi Jin dan Ayahnya


"Kau adalah penghiburan terbaikku 10 tahun lalu, dan masih hingga kini," ucap Ayah Yi Jin padanya saat tengah menelepon. Mengapa 10 tahun lalu padahal Yi Jin saat itu sudah berusia 20-an. Hal itu menimbulkan teori Yi Jin diadopsi, karena jika benar, itu akan menjawab bila mereka berakhir bersama dan alasan Min-chae memiliki marga Kim. Namun, hal ini juga tidak terjawab hingga drama selesai.


3. Pekerjaan Ayah Min-Chae dibuat mirip oleh pekerjaan Baek Yi Jin


Serupanya pekerjaan Ayah Min-chae dan Baek Yi Jin nampaknnya menjadi kesengajaan sebab dengan begitu penonton masih dapat berharap bahwa mereka berakhir bersama. Namun, alih-alih ditujukan sebagai "angin segar" yang membawa kita pada kemungkinan tersebut, hal ini justru memicu rasa geram saya begitu sampai di episode final. Mengapa?

4. Alasan putusnya Hee-do dan Yi Jin


Berkaitan dengan poin sebelumnya, alasan putusnya mereka adalah karena keadaan yang berubah. Yi Jin disibukkan dengan pekerjaannya sebagai reporter dan Hee-do yang harus lebih fokus pada pelatihan anggar, ditambah keputusan Yi Jin untuk menetap di kantor New York sebagai koresponden.

Waktu, jarak, dan komunikasi.

Ketiga hal itu menjadi penyebab mereka memutuskan untuk berpisah. Dengan begitu akan lebih mudah bagi saya untuk berusaha maklum bila di kehidupan kini Hee-do digambarkan memiliki keluarga yang bahagia, gambaran keluarga utuh yang bisa ada untuknya, tidak lagi merasa sendiri/jauh seperti dulu, seperti yang ia dapatkan di keluarganya, juga saat bersama Yi Jin.
Sebab pada nyatanya, kisah masa lalu Hee-do diceritakan dari sudut pandang Min-chae yang membaca buku harian ibunya. Hee-do biarlah hanya mengingat kenangan manis akan cinta pertama juga persahabatannya semasa remaja. Meski tetap, saya merasa hubungan mereka bisa berhasil mengingat kuatnya cinta mereka.

Namun, apa kini yang didapat? Di hidupnya kini Hee-do justru menikah dengan pria yang serupa! Si Ayah bahkan tidak tahu keputusan Min-chae berhenti balet dengan tetap mengirimkan baju balet entah dari negara mana Si Ayah berada.

5. Hee-do tidak sepenuhnya bahagia


Saya tidak paham maksud ibu Hee-do di masa kini mengatakan dirinya bertemu Yi Jin tidak lama ini, dengan tatapan serius juga raut wajah Hee-Do yang nampak sedih setelahnya. Terlebih yang mengatakan itu ibu Hee-do sendiri, orang terdekatnya yang seakan paham perasaan Hee-do pada Yi Jin belumlah usai.
Meski hal tersebut masih bisa terjadi di dunia nyata, itu tidaklah lebih dari sekadar percakapan iseng atau spontan belaka. Namun, bila di tempatkan pada sebuah drama, itu menjadi dialog yang sangat tidak penting.


6. "2521" sebagai nama toko milik Hee-do


Twenty Five Twenty One pada dasarnya berfokus pada kisah cinta Hee-do dan Yi Jin. Keduanya bertemu saat mereka berusia 22 dan 18 hingga usia mereka mencapai 25 & 21. Tentu, angka ini menjadi istimewa dan bermakna. Begitu istimewa hingga di hidupnya kini, Hee-do menamakan "2521" sebagai nama toko perbaikan furniture yang kini digelutinya pasca pensiun. Lagi-lagi, membuktikan Hee-do masih terikat dengan masa lalunya.

 

7. Hee-do tidak ingat momen liburan ke pantai


Liburan pertama Taeyang Squad tidak diingat oleh Hee-do begitu di masa kini, Min-chae menanyakan hal tersebut padanya. Pun kalau bermaksud mengecoh karena tahu anaknya membaca buku catatannya, apa gunanya? Apa karena Hee-do menghindari pertanyaan lanjutan tentang Baek Yi Jin dan teman lainnya?
Ucapan itu hanya membuat penonton berteori bahwa dirinya lupa ingatan pada momen tertentu, terlebih di masa kini digambarkan dirinya yang rutin menjalani perawatan dokter bersama ibunya.

 

8. Kembalinya Yu Rim ke Korea


Drama ini terasa diselesaikan terburu-buru sebab banyaknya potongan cerita yang hilang, salah satu alasan terbesar adalah Yu Rim, yang kala itu dibenci seluruh warga Korea sebab memilih pindah kewarganegaraan dan mewakili negara lain dalam beranggar, kini kembali ke Korea. Mengapa Ko Yu Rim bisa begitu diterima kembali bahkan setelah memiliki citra pengkhianat? Setelah semua masyarakat Korea membenci dirinya atas keputusan tersebut. Bukan hanya kembali, Yu Rim bahkan mendirikan pelatihan anggar yang sukses.

9. Pemakaman Ayah Ji Seung Wan


Ayah Ji Seung Wan, yang sepanjang drama tidak nampak wujudnya, tahu-tahu meninggal di episode terakhir. Saya merasa itu hanya alasan penulis untuk mengumpulkan mereka kembali setelah 7 tahun, tanpa Yi Jin yang saat itu diceritakan datang terlambat karena pekerjaan mendesaknya kini sebagai pembawa berita utama sekembalinya ke Korea.
Di pemakaman tersebut, diketahui Hee-do telah/pernah menikah berdasarkan percakapan mereka. Namun, kemudian Nee-do mengatakan hal yang mengarah bahwa pernikahannya pun telah usai. Jika itu sebagai petunjuk mengapa sosok suaminya tidak pernah terlihat, justru semakin menyebalkan sebab keinginan Hee-do memilik keluarga yang utuh, yang tidak bisa ia dapatkan semasa muda, juga ia tidak dapatkan di hidupnya kini.

10. Wawancara Hee-do dan Yi Jin di televisi nasional


Ini menjadi salah satu adegan fenomenal! Entah berapa banyak warung makan yang sepi pengunjung esok harinya karena banyaknya "BaekDo stan" yang kehilangan nafsu makan! Hahahaha. Saya ingat betul itu hari Minggu malam. Besoknya saya harus kerja, tidak nafsu makan siang, pikiran kalut hanya disebabkan ucapan Yi Jin ke Hee-do, "Aku tahu ini terlambat, tapi selamat atas pernikahanmu."

DUAAAAR!

Lebih menyiksa karena penonton harus menunggu seminggu lagi untuk bertemu episode terbaru!
Namun, bukan semata itu yang mau saya bahas. Melainkan dialog mereka yang penuh perhatian, terasa dekat, juga tatapan hangat mereka. Rasanya tidak sepatutnya diucapkan mengingat Hee-do yang telah menikah. Bahkan video wawancara itu diberi judul "Special Connection Between Na Hee-Do and Anchor Baek Yi Jin" Kenapa spesial pula? Tidak seharusnya headline berita begitu dengan kondisi salah satunya telah menikah. Kasihan lakinya Hee-Do kan...... UBS memang ada-ada saja. Hih. Maka, hal itu lagi-lagi memicu teori baru. Siapapun bisa tahu kalau mereka masih cinta!


11. Apa Taeyang Squad masih berteman?


Pertemanan mereka saat itu digambarkan begitu solid. Namun, saat Min-chae melihat album foto dan tidak mengenali teman-teman ibunya bahkan cerita-cerita ibunya sebagai atlet anggar menimbullkan asumsi di hidupnya kini, mereka tidak lagi berhubungan.
Tentang bagaimana dulu kita merasa bahwa suatu pertemanan akan terjalin selamanya hingga dewasa, hal itu mulai sirna dan hanya menjadi sebuah kenangan.

12. Mobil merah dan koper merah


Meski telah bangkrut, Ayah Yi Jin masih memiliki aset mobil yang menjadi hadiah ulang tahun Yi Jin kala itu. Tidak ada rasa janggal mengenai ini. Namun ini menarik.

Beberapa adegan menampilkan Yi Jin menyelamatkan Hee-do, dari momen konyol dikejar preman hingga momen penting saat Hee-do tertinggal pertandingan. Yi Jin dan mobil merahnya lah sebagai penyelamat. Kemudian, saat keduanya menjalin hubungan yang serius dan merencanakan liburan mereka, mereka membeli koper pasangan dan itu berwarna merah.


Merah seakan menjadi warna yang menggambarkan hubungan mereka yang kala itu penuh cinta, penuh semangat, dan saling terikat. Entah memiliki maksud tersendiri atau tidak, mobil Hee-do di masa kini juga berwarna merah.

Lalu bagaimana mengenai koper mereka?

Pada adegan Yi Jin kembali ke Korea setelah menjadi koresponden di New York, Yi Jin kembali dengan koper yang berbeda dan kali ini berwarna hijau. Patut diingat bahwa hijau adalah warna berlawanan dari merah. Entah saya harus bersyukur atas itu atau tidak. Namun, saya ingin percaya bahwa penulis memiliki alasan untuk memberi detail pada adegan tersebut.


13. Realitas hanya berlaku pada Hee-Do dan Yi Jin


Bicara soal realitas, saya paham bahwa segala hal tidak selalu berakhir sesuai yang kita harapkan. Namun ironisnya, 'realitas-menyedihkan' tersebut hanya berlaku pada Hee-do dan Yi Jin.
Ko Yu Rim dan Ji Woong, yang juga dibatasi oleh jarak Rusia dan Korea, entah bagaimana bisa mempertahankan hubungan mereka dan berakhir bersama. Kemudian Ji Seung Wan, di menit-menit terakhir episode final, setelah sekian lama, ia bertemu kembali dengan adik Yi Jin yang mana awal keduanya dipertemukan karena memiliki ketertarikan sama.
Bagaimanapun, drama ini adalah karangan yang ditulis oleh penulis, dan kenyataan mereka lebih memilih bahwa "akhir-realistis-yang-menyedihkan" itu hanya dihadapkan pada aktor utama. Sure, they did them dirty.

Twenty Five Twenty One

Setelah menonton drama ini secara utuh, bahkan bila ditarik ke episode pertama pun, sudah diperingatkan bahwa Hee-do dan Yi Jin tidak akan berakhir sama. Namun, keberhasilan Nam Joo Hyuk dan Kim Tae Ri memerankan Yi Jin dan Hee-do, membangun karakter, kedekatan juga kuatnya cinta mereka satu sama lain, menjadi alasan besar hubungan mereka begitu didukung oleh penonton. Ditambah dengan petunjuk-petunjuk samar yang telah saya jelaskan di atas, di waktu yang sama juga memberi harapan bahwa barangkali.. kemungkinan itu masih ada.

Meski memiliki akhiran yang tidak cukup layak dan adil, saya tetap merasa bahwa Twenty Five Twenty One adalah salah satu drama terbaik yang pernah saya tonton.
Menonton drama ini di usia 23 dan 24 tahun menjadi kesan tersendiri bagi saya. Saya menanggalkan angka 23 dan menginjak usia 24 tahun di tengah drama ini tayang.
23 adalah usia yang paling saya sukai hanya dan hanya karena 23 merupakan angka kelahiran saya. Kenyataan 23 adalah angka paling tepat antara 25 dan 21, membuat saya merasa ini suatu kebetulan yang menyenangkan. Jadi, sebelum saya benar-benar melepaskan usia 23 tahun, saya merasa perlu membagikan ini di Instagram, 22 Maret 2022, tepat sehari sebelum saya menginjak usia 24.

CONVERSATION

3 Comments:

  1. Setuju bangettt, endingnya kyak terlalu terburu buru

    ReplyDelete
  2. Kak, kayaknya pas pemakaman ayah Seung Wan, kalimatnya Hee do gak mengisyaratkan pernikahannya telah usai karena komennya Ji Woong, "...kata-kata orang yg sdh menikah..." bukan kata-kata orang yg sdh cerai. Terus setelah itu baru Hee do ke San Francisco dan diwawancara Yi jin yg mengucapkan selamat atas pernikahannya. Kalau udah cerai harusnya gak diselamatin gitu gak sih kak..

    ReplyDelete