How To Be Human - Album by Chelsea Cutler

Setelah melepas single pertamanya, Anything For You, di tahun 2015 kemudian merilis beberapa EP yang salah satunya berkolaborasi dengan sahabatnya, Jeremy Zucker, bertajuk 'brent' (2019) diikuti dengan rangkaian tur yang dijalaninya beberapa tahun terakhir menandakan eksistensi Chelsea dalam bermusik. Lebih-lebih keputusan Chelsea Cutler untuk merilis album debutnya, How To Be Human, pada awal tahun adalah tepat. Sebab rasanya tahun ini menjadi tahun terbaik baginya. Album yang dirilis pada 17 Januari 2020 ini mendapat respon yang begitu positif dari pendengar. Melalui single yang dirilisnya, Sad Tonight, membawa Chelsea untuk tampil pada acara televisi perdananya, Late Night with Seth Meyers, juga dilirik oleh penyanyi kenamaan Sam Smith.
Mari, kita bahas satu persatu track yang terdapat di album ini!
How To Be Human
Source: https://genius.com/albums/Chelsea-cutler/How-to-be-human

1. Sad Tonight

"Sad Tonight is the anthemic heartbreak song," aku Chelsea. Berbeda dengan lagu-lagu putus cinta yang seolah mengajak pendengarnya untuk menghabiskan waktu di luar, partying to get over somebody, lagu ini justru menggambarkan bahwa kesedihan gak ada salahnya "dirasakan", bukan hal yang harus dihindari karena seperti judul albumnya, merasakan kesedihan adalah hal yang manusiawi. Great lyrics and the music has a cool vibe. Jadi meski mengisahkan hal seperti itu, lagu ini justru sangat asyik didengar, lho. Gak heran sedari awal Chelsea begitu yakin menjadikan Sad Tonight sebagai single utamanya.
Bagi kamu yang ingin nyanyiin lagu ini, saya punya saran yang harus diikuti:

2. Stangers Again

Dari judul, sepertinya sudah bisa ditebak lagu ini mengisahkan tentang apa. Yup! Tentang bagaimana pada suatu waktu kamu bisa begitu dekat dengan seseorang, banyak menghabiskan waktu bersama, saling beri kabar keseharian, tapi di kemudian hari bisa jadi seperti orang yang benar-benar gak kenal. Seperti yang Chelsea bilang pada salah satu liriknya, "It hurts when lovers are stangers again."

3. What Would It Take

Kental dengan nuansa synthpop, What Would It Take merupakan lagu pertama yang Chelsea tulis untuk album How to Be Human. Berkisah tentang seseorang yang masih memikirkan mantan kekasihnya dan ingin semuanya kembali seperti semula sekalipun itu bukan hal yang mudah. Not so flattering but still love the chorus part. Great tune too.

4. I Was In Heaven

Berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, lagu ini disajikan dengan nada yang lebih lembut dan efek gema suara Chelsea yang memberi sensasi mengawang, seolah merepresentasikan 'surga' yang dimaksud. Bercerita tentang seseorang yang kerap hadir di mimpi kita. Membuat kita bertanya-tanya kenapa rasanya begitu nyata, kenapa seseorang itu masih begitu terasa dekat dengan kita. Saya pikir sesekali dalam hidup, kita pernah merasakan hal seperti ini. "I'm so scared to watch you grow. Without my hand for you to hold".

5. Are You Listening

Salah satu lagu yang saya suka dari album ini. Musiknya yang catchy dan liriknya yang berima khususnya di bagian verse 1, membuat lagu ini menyenangkan untuk dinyanyiin, meski lewat lempar-lemparan cuitan sekalipun. Bermula dari Jeremy Zucker yang membuat tweet "are u listening" (seperti lirik awal pada lagu ini). Kami sebagai penggemar (keduanya) gak sungkan untuk saling brutal-bombardir lirik ini sebagai berikut. Seru banget.

6. nj

"nj is definitely the most powerful song I've ever written. I am amazed with myself at how honest and vulnerable I pushed myself to be when I was writing it. It means a lot to me," aku Chelsea. Lagu ini nyaman didengar dengan ritme yang cenderung lambat. Menggambarkan berakhirnya sebuah romansa yang gak semestinya, dan harapan-harapan agar dapat memperbaikinya.

7. Somebody Else Will Get Your Eyes

Menggandeng Andy Seltzer, seorang produser musik yang pernah berkolaborasi dengan Maggie Rogers untuk Split Stones dan joan untuk single teranyarnya, magnetic, memberi sedikit gaya musik yang berbeda. Penyesalan pada mantan kekasih yang kita rasakan selepas kepergiannya digambarkan dengan sangat baik melalui lagu ini, dibalut dengan petikan gitar listriknya yang syahdu, yang kemudian berhasil meyakini saya bahwa petikan gitar listrik di awal lagu ini merupakan salah satu intro terindah yang pernah saya dengar.

8. You Are Losing Me

Seperti judul albumnya, melalui lagu ini Chelsea menekankan bahwa kita sebagai manusia gak melulu merasa sedih. Sedikit beranjak dengan single bernuansa electropop yang lebih dulu dirilisnya bulan Agustus tahun lalu. Mengisahkan tentang dirinya yang kini gak lagi ingin berhubungan dengan mantan kekasihnya dan kelak mantan kekasihnya akan menyesalkan hal itu. The production is well-done, Chels.

9. I Miss You

Pengulangan lirik "I'm so scared, I love you still," lumayan menggelitik karena saya pikir saya pernah merasakan hal sama. Hahaha. Kalau kamu tengah merindukan seseorang, rindu masa-masa kalian bersama, rindu perasaan-perasaan yang bisa kamu rasakan hanya saat bersamanya, lagu ini barangkali bisa mewakili perasaanmu.

10. The Human Condition

Meyakini bahwa hidupmu akan baik-baik saja sekalipun beberapa hal gak berjalan dengan semestinya jadi poin utama yang ingin disampaikan Chelsea melalui lagu ini. "It's a part of the human condition". Yup, benar sekali.

11. Lucky ft. Alexander 23

Satu-satunya lagu di album ini yang berduet dengan musisi lain yakni Alexander 23. Lagu ini mengisahkan tentang bagaimana dirinya menghargai seseorang yang pernah ada di hidupnya dan beruntung pernah merasakan rasanya mencintai juga dicintai. Video musik ini menampilkan orang-orang yang Chelsea sayangi dan merasa beruntung akan adanya mereka dan selalu mendukung Chelsea khususnya dalam bermusik. Diawali dengan dialog kedua orang tuanya yang tengah duduk di sofa rumahnya, menceritakan awal karir Chelsea. The sweetest song from the album, I must say.

12. I Should Let You Go

Melalui Instagram-nya di tahun 2018, Chelsea mengumumkan dirinya yang tengah mengerjakan album perdananya dengan membagikan cuplikan lagu ini dan menambahkan keterangan "I am making my first album". Menonjolkan sisi alternative Chelsea dalam pengerjaan musiknya, lagu ini berkisah tentang pasang surut romansa Chelsea dengan mantan kekasihnya. Menarik kesimpulan bahwa melepaskan adalah pilihan yang baik.

13. How To Be Human

Chelsea mengaku saat menulis ini dirinya tengah mengalami waktu yang sulit. Meramu perasaan-perasaan saat kita gak tahu apa yang harus kita lakukan, apa yang sebenarnya kita inginkan, transisi dari remaja menjadi dewasa menjadi alasan Chelsea menulis ini dan akhirnya jadi konsep awal terbentuknya proyek album ini.

14. New Recording 28 - Lions

"I wrote this as a voice memo format, and I loved the rawness of that, so I decided to keep in it its original voice memo format," jelas Chelsea. Salah satu lagu yang saya suka kali pertama dengar. Saya putuskan untuk membahas lagu ini lebih 'dalam' yang saya uraikan di sini. Secara personal, saya suka segala yang Chelsea tuang dalam lagu ini baik dari lirik, musiknya yang sederhana, ditambah dengan suara Chelsea yang begitu renyah. Saya menikmati perasaan yang saya rasakan tiap kali mendengar lagu ini.

15. Crazier Things

2 bulan sebelum album ini rilis, Chelsea membagikan story Instagram sedang menyanyikan lagu ini. Namun, dirinya gak beri tahu judul sedang lagu ini lumayan terngiang di kepala saya. Saya langsung nge-tweet ke dia, layaknya penggemar yang buru-buru minta lagu ini untuk dirilis. Kamu tahu apa? Chelsea menyukai tweet saya! Maka saat mendengarnya, ingatan saya masih segar dan sekejap saja mengenali lagu ini. Sebuah balada sentimental yang diramu dengan begitu baiknya oleh Chelsea. Permainan gitarnya manjain kuping dengan tambahan gitar solo menuju akhir lagu. Pilihan yang tepat untuk menutup album ini.

16. you were good to me (bonus track)

Lagu ini juga termasuk dalam EP-nya dengan Jeremy Zucker, brent (2019). Saya pernah sedikit membahas EP tersebut. Kiranya bila tertarik, kamu bisa baca di sini: "brent - ep by jeremy zucker and chelsea cutler"


Everybody say, "Thank you, Chelsea!"

CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment