it's just a wave
Saya selalu suka hal yang diutarakan Mayer sebelum memulai lagu Edge of Desire di Hollywood Bowl, 22 Agustus 2010. Begitu suka sampai ucapannya saya tulis pada blog ini. Kamu bisa membacanya di sini. Mayer mengungkapkan tentang bagaimana pada malam-malam yang dilaluinya khususnya pada "sunday night", perasaan rindu bisa tiba-tiba saja muncul. Pada malam-malam itu juga kita jadi ingin tahu kabar seseorang yang (masih) kita cintai. Rasa-rasanya hari-hari bahagia juga melelahkan yang kamu lalui, ingin kamu bagi bersamanya. Hanya karena kamu tahu, dialah yang bisa mengerti kamu, dialah yang bisa membuatmu merasa lebih baik. "A night never to be trusted for emotions," katanya.
Juga tentang bagaimana Mayer yang malam itu, mendorong kita untuk berani mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasakan terhadap seseorang. Jangan memaksa dirimu untuk gak respon pesan darinya, selagi kamu tahu, kamu justru ingin melakukan sebaliknya. "'Cause life is just too short to keep playing the games," katanya lagi.
Aneh bin ajaib, 9 tahun kemudian kita seperti diberi kisah lanjutan dari Mayer. Baru-baru ini, tepatnya pada konsernya di Chase Center, San Fransisco, 16 September 2019, dirinya mengutarakan mengapa lagunya disebut Emoji of a Wave.
Mayer mengatakan tentang mereka yang kini gak lagi bersama, meski mereka tahu sedikitnya mereka masih menyimpan perasaan satu sama lain, "the feelings didn't end," katanya. Hanya saja keadaan gak berkata demikian. Mereka harus tetap melanjutkan hidup masing-masing. Kemudian pada "sunday night"/atau malam-malam lainnya, sesekali dia akan mendapat pesan dari seseorang itu, mengirimkannnya emoji 'wave'. Saat itulah dirinya tahu seseorang itu tengah rindu padanya, perasaan-perasaan seperti yang diungkapkan Mayer tahun 2010, tengah dirasakannya. Mayer mengerti, sebab dirinya pun begitu. Setidaknya dengan begitu Mayer tahu, mereka masih "ada", mereka masih "baik-baik saja".
Namun, yang bisa mereka lakukan kini hanya berusaha untuk menahan perasaan-perasaan itu, menahan "gelombang" itu. "It's just a wave," katanya pada salah satu lirik lagu tersebut. Menahan hingga gelombang-perasaan itu pergi, "and I know that when it comes, I just hold on, until it's gone."
Mayer mengatakan tentang mereka yang kini gak lagi bersama, meski mereka tahu sedikitnya mereka masih menyimpan perasaan satu sama lain, "the feelings didn't end," katanya. Hanya saja keadaan gak berkata demikian. Mereka harus tetap melanjutkan hidup masing-masing. Kemudian pada "sunday night"/atau malam-malam lainnya, sesekali dia akan mendapat pesan dari seseorang itu, mengirimkannnya emoji 'wave'. Saat itulah dirinya tahu seseorang itu tengah rindu padanya, perasaan-perasaan seperti yang diungkapkan Mayer tahun 2010, tengah dirasakannya. Mayer mengerti, sebab dirinya pun begitu. Setidaknya dengan begitu Mayer tahu, mereka masih "ada", mereka masih "baik-baik saja".
Namun, yang bisa mereka lakukan kini hanya berusaha untuk menahan perasaan-perasaan itu, menahan "gelombang" itu. "It's just a wave," katanya pada salah satu lirik lagu tersebut. Menahan hingga gelombang-perasaan itu pergi, "and I know that when it comes, I just hold on, until it's gone."
Malam itu Mayer mengakhirinya dengan, "if you've ever loved someone, you'll always loved that person." "And then, every once in a while life will just throw you that wave."
Mayer brengsek.
Mayer brengsek.
0 Comments:
Post a Comment