Ngobrol Seru di RRI

RRI adalah singkatan dari Radio Republik Indonesia. Tercatat dalam sejarah bahwa RRI resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 dengan memilih dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. RRI menjadi radio yang pro rakyat karena dianggap mewakili suara rakyat pada masa penjajahan. Wah, keren ya RRI. Barangkali kalian pun pernah dengar sejarah tentang RRI, bagaimana pemerintah berusaha untuk menyatukan rakyat melalui siaran radio-radio yang pro rakyat dan berusaha agar dapat di dengar ke luar negeri juga!
To be honest, berkecimpung di dunia broadcast adalah impianku, salah satunya bekerja di stasiun radio. Dengan polosnya, aku suka gak lain karena musik! Aku sangat cinta musik! Terlepas dari program traffic, bincang-bincang bareng pendengar atau bahkan selebriti, keinginanku cukup sederhana, aku hanya ingin memperkenalkan musik keren yang jarang orang tahu!
Setidaknya itulah yang aku utarakan sewaktu diminta untuk beri alasan kenapa ingin masuk kegiatan radio di kampusku. Dengan mengikuti beberapa kali arahan, workshop yang dibintangi oleh penyiar hebat, aku mengamati tiap detail hal yang dijabarkan, juga akhirnya mempraktekan menjadi penyiar yang tengah membacakan berita saat itu. Mungkin berbeda dengan apa yang ada di radio-radio komersial, tapi setidaknya aku tahu beberapa hal penting tentang dunia pe-radio-an (baca: "per-televisi-an" aja bisa)!
Saat itu yang pengin banget aku masukin adalah divisi music... apaya, aku lupa namanya, yang jelas divisi itu langsung kupilih karena bertugas untuk buat playlist tiap harinya, keren, kan? Meskipun bukan keputusan sendiri karena bagaimanapun lagu-lagunya pasti hasil rundingan divisi, setidaknya aku turut andil! Sesuai yang aku pengin banget! GILA!!!!
Tapi lebih gilanya lagi, impianku itu, apa yang udah aku bayang-bayangin dengan memakai headphone dan berbincang-bincang dimana suaraku didengar orang-orang, putar lagu yang udah dibuat oleh tim itu musnah. Singkat cerita, justru ditahap terakhir, saat aku sudah melakukan pembayaran, namun di hari itu, yang harusnya aku pergi keluar kampus bersama calon-calon penyiar, seperti acara apaya... peresmiannya, deh, aku justru gak bisa! Aku memilih menghadap dosen super duper istimewa yang lagi ngambek, dan benar-benar melepaskan itu. Gak ada yang lebih galau saat itu dibanding harus milih menghadap ke dosen bareng teman angkatan atau ikut serta acara radio kampus.
Tapi serius, bahkan di hari H-nya aku masih labil, tapi tertujulah keputusanku untuk meninggalkan acara itu dan bertemu dosenku yang sialnya... gak bisa ditemuin hari itu! SIA-SIA!!!
Di grup chat, oleh seniorku dibilang masih jadi bagian dari mereka, aku bisa datang ke gedung radio kapan aja, masih bisa siaran, tapi... tapi aku gak bisa masuk divisi apapun, karena acara itu salah satu syarat untuk menjadi bagian dari divisi. Mereka (senior dan teman-teman calon penyiar) masih sangat welcome kepadaku, aku udah punya beberapa teman bahkan, mereka juga menyayangkan aku gak ikut, begitupun senior-senior.
Ah iya, perlu aku katakan bahwa saat itu aku benar-benar usaha, beberapa hari sebelum acara aku datang ke gedung, ngobrol bareng senior untuk izin gak datang acara, aku mikir akan lebih sopan untuk ngomong langsung, mereka menyayangkan, tapi mereka juga gak bisa bilang 'iya' untuk tetap memperbolehkan ku masuk divisi meski gak ikut acara.
Akhirnya, aku mundur perlahan, cemen memang, tapi membayangkan aku hanya menjadi 'anak bawang' dan gak bisa turut andil dalam hal-hal penting membuat ku melepaskan itu semua, aku keluar dari grup chat. Terserah yang kalian pikir apa, tapi aku benar-benar merasa kurang bersemangat, aku lebih baik fokus untuk urusan bidang studi aja dulu.
Ah gila, sebenarnya tujuanku menulis ini bukan untuk cerita tentang hal tersebut, melainkan untuk cerita bagaimana pengalaman aku pertama kali siaran di radio, di RRI! Barangkali pengalaman tersebut menjadi hadiah dari Allah, setidaknya itu yang aku yakini.
Radio Republik Indonesia
Hari itu, aku bareng teman-teman diundang untuk ngobrol bareng perihal event edukasi yang akan kami selenggarakan bertajuk "Membangun Mental yang Kuat dalam Menghadapi Persaingan Global"
Kami diminta untuk datang 5 orang perwakilan, melihat latar belakang RRI sebagai radio yang juga sudah berdiri sejak kemerdekaan, kami berinisiatif mengadakan interview, bagi yang pengin menjadi bagian dari 5 orang tersebut harus menjawab beberapa pertanyaan seputar isu-isu saat ini, dan lain hal sebagainya. Keren, kan?
Kami menyiapkan perwakilan yang setidaknya bisa mewakili kami sebagai mahasiswa prodi public relations. Intinya mahasiswa yang punya pandangan luas.
Tapi, aku jujur aja gak tertarik saat itu, gak ikut seleksi. Tapi karena disitu aku sebagai ketua HPD, Annisa selaku ketua penyelenggara minta aku untuk ikut, tentunya bukan untuk ikut siaran, melainkan untuk dokumentasiin. Aku bilang, oke, itu memang sudah menjadi tanggung jawab. Datanglah kami ke gedung RRI di Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Selang menunggu beberapa menit, kami masuk ke studio, dan ternyata, oleh penyiar aku tetap diminta untuk ikut siaran. Aku senang. Aku melihat bagaimana suara penyiar yang begitu renyah, begitu enak di dengar, pembawaannya yang semangat dan hal-hal positif lainnya. Ah, itu adalah pengalaman yang menyenangkan bagiku. Berada di situasi yang diidamkan adalah hal yang paling keren!
Annisa, Imelda, Clara, Diki, Aku, Nafila


CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment