Trip to Dieng, Jawa Tengah

Perjalanan ke Dieng dimulai tanggal 30 Juni kemarin, bareng abangku, pacarnya (Kak Wulan), adik pacarnya (Melly), dan sodara pacarnya (Kak Yanti), kami ber-5 menuju Stasiun Senen dan berangkat dari Stasiun tepat jam 9 pagi. Aku yang hanya baru akrab dengan Kak Wulan, akhirnya berbaur di dalam kereta dengan yang lain. Perjalanan bisa dibilang lama banget, banget! Mungkin aku aja yang gak terbiasa sebab gak pernah merasakan pulang kampung atau sebagainya. Aku udah melakukan apa aja di kereta, dari dengarin lagu, tidur-tidur yang aku sendiri anehin kok bisa, sampai habisin buku Garis Waktu-nya Fiersa Besari! Aku duduk bareng Kak Yanti, dia bawa buku itu, punya temannya, katanya. Aku antusias sebab buku itu memang aku penginin udah lama, tapi hilang selera sesaat setelah lihat ternyata buku itu gak original, tapi... situasi yang sungguh membosankan membuat ku yaudahlah baca, gitu. Dan, buku itu bagus banget! Kata-katanya itu... tapi gak heran karena yang nulis seorang penyanyi Indie, bukankah orang yang ngindie saat buat kata-kata seperti ughh?! apasih, haha.
Destinasi kereta kami adalah Stasiun Purwokerto, karena sampai di stasiun terbilang sudah malam dan angkutan umum sudah gak ada, kami akhirnya menginap di salah satu homestay dekat stasiun. Paginya, kami melanjutkan perjalanan ke Wonosobo dengan bus, fyi, disitu aku muntah, bukan norak, tapi ini reaksi tubuh sebab aku tahu banget penyebabnya karena jalanan yang nanjak dan berliku! *bela diri*
Sampailah kami ditempat penginapan "Sahabat", bertemu dengan Pak Didik yang menemani kami dibeberapa kunjungan destinasi! Aku harus bilang beliau orangnya baik banget, dan kelewat ramah! Konon bahasa Inggrisnya lancar karena udah terbiasa antar turis dari luar negeri. Dan beliau terkenal lho di sana, karena saat kami bareng beliau, banyak sekali orang yang menegur, dan dia termasuk orang yang dihormati, sepertinya.
Kami kunjungi beberapa tempat yang memang menjadi tujuan banyak orang, seperti Bukit Sikunir untuk melihat sunrise di pagi buta, namun sayangnya terlalu banyak kabut, dan itu benar-benar dingin, definisi dingin seperti ada di dalam kulkas alam!
Kami juga ke Candi Arjuna, Telaga Warna, Batu Ratapan Angin, Teh Tambi dan banyak tempat lagi. Bahkan karena kami gak dapat sunrise di Bukit Sikunir, Pak Didik menawarkan kami ke tempat lain di hari berikutnya, dan harus aku apresiasi, tempatnya bukanlah tempat wisata, melainkan semacam bukit hijau dan gak ada wisatawan manapun selain kami, dan benar, sunrise muncul cantik sekali, kami juga bebas berfoto sebab memang momen itu seperti hanya milik kami.
Destinasi kami kebanyakan mengharuskan untuk nanjak, meskipun kami sempat sewa motor, tetap aja, saking seringnya nanjak dan di dalam satu hari bisa 2 destinasi yang mengharuskan untuk nanjak, aku sampai ngedumel dalam hati, begini, kalau ditanya pantai atau gunung, jelas aku bakal jawab pantaiKalau ditanya pantai atau gunung, jelas aku bakal jawab pantai!
Kak Wulan, Melly, Abangku, Kak Yanti, Aku
Kiranya begitu, maaf ya untuk anak gunung, pecinta gunung, hanya merasa raga gak kuat lagi untuk nanjak pada saat itu. Beneran. Meskipun terbayarkan dengan pemandangan yang luar biasa, tetap aku gak terbiasa dengan kondisi nanjak-nanjak seperti itu.
Dan ternyata benar, aku yang posisinya udah jarang olahraga, tiba-tiba harus nanjak berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain, di hari terakhir kaki kananku pincang, tepat dibetisnya benar-benar sakit saat pijak, aku meringis, seperti mau nangis. Bahkan saking sakitnya aku ketakutan kalau kakiku jadi beneran susah dibuat jalan, alhamdulillah sekarang udah kembali normal.
Dan, barangkali kalian tahu tragedi Kawah Sileri yang meletus, kami masih disana, dan alhamdulillah kami gak sedang berkunjung ke kawah tersebut.
Melly, Kak Yanti, aku
Perjalanan kami berakhir tanggal 4 Juli, siang hari kami sudah pamit dengan Pak Didik dan pemilik homestay, menaiki bus menuju Terminal Wonosobo, dan menaiki bus lagi menuju Kampung Rambutan, Jakarta, harus aku bilang, roller coaster kalah! apapun wahana dufan yang buat kamu takut, kalah! Abangnya benar-benar... benar-benar, susah merem aku dibuatnya, bawaannya deg-degan, dahuluin mobil, bus lain, lawan arah, semuanya! Bahkan aku seperti udah pasrah waktu itu, dengan yang terburuk. Tapi alhamdulillah lagi, kami semua selamat sampai tujuan dan perjalanan tersebut merupakan cerita baru yang menyenangkan!




CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment