Parachute merupakan sebuah band pop/rock yang kini terdiri dari Will Anderson sebagai vokalis dan gitaris, Johnny pada drum, dan Kit sebagai kibordis juga pemain saksofon. Mereka bertemu sebab orang tua Will dan Johnny bersahabat, juga Will dan Johnny yang mengenyam pendidikan di sekolah yang sama, diikuti dengan gabungnya Kit yang saat itu merupakan teman sekelas mereka di sekolah menengah atas. Diakui Will, band mereka awalnya terbentuk pada tahun 2002 saat usia mereka 16 tahun dan mulai bermain musik di garasi mereka. Namun, akhirnya Parachute resmi terbentuk tahun 2006. Sebelum menamai band mereka dengan Parachute, nyatanya mereka lebih dulu menamai dengan nama Sparky's Flaw, lho, dan mulai tampil pada acara sekolah dan beberapa acara musik lokal.

Kit, Will, Johnny source: https://picswe.net

Bisa dibilang, andai aku gak baca Melbourne, aku belum tentu ketemu lagi dengan band yang terbentuk tahun 2006 ini, atau Tuhan punya cara yang beda. Entahlah. Kemudian aku ketemu cerita bagus dengan lagu Kiss Me Slowly sebagai latar belakang ceritanya, kamu bisa baca di sini.

Ide menulis ini muncul saat aku, tadi, ganti lagu Philadelphia di blog ini. Aku hanya kepikir untuk berbagi lagu-lagu dari band yang jarang didengar di sini, padahal punya kualitas bagus.

Setelah merilis album Wide Awake pada 11 Maret 2016, Parachute kini terdiri dari Will Anderson, Kit French, Johnny Stubblefield, setelah sebelumnya ada Nate McFarland dan Alex Hargrave. Diakui Will, keduanya memilih keluar sebab ingin fokus pada keluarga mereka.

Berikut adalah lagu kesukaan aku dari Parachute! (random)

Tulisan ini disebabkan karena aku habis nonton Youtube, 10 lagu terbaik Tay yang diulas oleh WatchMojo. Kemudian ada lagu yang pertama kali aku dengar dari Tay. Aku langsung... kangen.

Sepertinya gak perlu kujelaskan bagaimana suksesnya Tay di industri musik. Bahkan Taylor merupakan musisi termuda dalam sejarah yang memenangkan Grammy pada tahun 2010 pada kategori Album of The Year untuk album studionya yang ke-2, Fearless. Usia Taylor saat itu 20 tahun. Wow! Dengan kesuksesan Tay, rasa-rasanya juga akan terlalu panjang bila tulisan ini membahas pencapaian-pencapaian Taylor semasa karirnya. Pun mengenai lagu terbaik Tay. Lagipun kuyakin setiap orang punya pilihan masing-masing. Lagu Taylor banyak banget. Terhitung dari debutnya tahun 2006 dengan merilis album self-titled-nya yang saat itu diawali dengan aliran country sampai sepenuhnya berubah menjadi pop.

Sesuatu yang aku pribadi sesali karena aku mengenal dan lebih suka Tay justru berawal dari country. Gak akan pernah kulupa bahwa Our Song adalah lagu yang pertama kali aku dengar sewaktu akhir masa sekolah dasarku, membuatku selalu putar lagunya. Kemudian awal SMP aku mengenal lagu Half of My Heart, single John Mayer dengan Taylor yang masuk dalam album ke-4 milik Mayer, Battle Studies. Meski bukan penggemar berat, tapi harus kuakui bahwa Tay adalah salah satu musisi luar negeri yang pada saat itu aku kenal dan sukai (awal SMP aku belum kenal The Script).

Kemudian apa sebenarnya yang membuatku lebih suka dengan country Tay ketimbang pop-nya, ya? Sejujurnya aku gak bisa menjelaskan ini dengan baik. Kurasa ini menyangkut jiwa, kenangan, dan segalanya. Country Tay seperti cinta pertamaku padanya. Bisa kubilang aku tumbuh dengan lagu-lagu country-nya. Kurasa aku hanya belum bisa menerima kenyataan setiap orang memiliki hak untuk keluar dari zona nyamannya, mengeksplorasi kemampuannya, melakukan hal-hal yang dirasa baru baginya. Aku hanya gak ingin orang-orang melupakan musik lamanya, dari mana dirinya berasal, yang meski kusadar hal itu tetap dilakukan Taylor mengingat dia masih tetap membawakan lagu-lagu lama miliknya di beberapa kesempatan. Ya..... apapun itu, aku yakin suatu saat aku akan menerima semuanya.

Nama 1 Million Dance diambil dari nama studio dance yang terletak di Seoul, Korea Selatan. 1M Dance merupakan sebuah komunitas juga kelas bagi penari yang mulanya dicetus oleh Timon Youn dan Lia Kim pada tahun 2014. Selain pendiri 1 Million Dance, Lia Kim juga seorang koreografer yang koreografinya bisa kita temui di kanal Youtube mereka, 1 Million Dance. Aku gak tahu banyak tentang 1 Million Dance, karena ikutin baru di awal Januari 2016 ini. Tapi biarlah aku jelasin kronologinya.

Siang itu, aku tengah liat acrobots perform dance di youtube yang epic banget. Ternyata mereka pernah tampil di talk show-nya Ellen, bagus dong. Selepas itu, aku jadi explore banyak video dance ―well―aku memang tertarik dengan dance, itulah kenapa sewaktu SMA pernah ambil ekskul dance, meski gak bertahan lama.

Karena aku nonton video dance, di suggestion jadi muncul video dance lain, saat itulah aku nonton Worth It koreografi oleh May J Lee, di kanal youtube 1 Million Dance Studio.

Kesan pertama keren, aku langsung nagih video yang lain, beuh, banyak yang bagus. Gak pake mikir langsung aku subscribe kanal youtube-nya. Serius, harus subscribe!

Dari semua koreografer, aku suka dengan Mina Myoung, May J Lee, dan Sori Na.

1 Million Dance sendiri gak berupa tampilin dance aja, tapi juga ada tutorial dance untuk belajar dan talk show bareng penari yang mana dibawain oleh perempuan cantik bernama Kris.

Gak salah saat talk show, Kris bilang bahwa banyak yang mengakui badan Mina Myoung bisa dikatakan idaman cewek pada umumnya, tinggi, paha kecil, lengan kecil, perut rata.

Asli aku memang selalu mandangin gerakan dia, selain karena bagus, badannya itu lho.

Terlepas dari gerakannya yang gak kalah bagus, aku perhatiin May J Lee yang paling sering senyum kalau tengah dance diantara ketiga orang yang aku suka. Hal itu bikin aku makin asik liat dia, seolah dia dance bebas banget, gak perlu serius banget, yang penting bahagia ngelakuinnya, keren.

Sori Na itu cool abis, I love her swag! gerakan jadi berasa gampang ngeliat dia, padahal mah... terlebih kalau dia bikin formasi dance yang melibatkan banyak penari seperti di video Hood Go Crazy dan Happy. Asli, bikin pengin jadi bagian dance itu.

Seperti yang aku bilang, banyak dance yang bagus, kalau diliat like-nya aku pasti banyak, tapi aku bikin playlist di youtube yang mana itu paling sering kutonton, jadi kesukaan gitu, lah.

Tonton disini, ya!

All The Lights adalah album yang rilis tanggal 8 April 2016 dari sebuah grup band kakak-beradik asal Orlando, Before You Exit. Untuk merayakan itu sekaligus kumpul bareng, maka dibuat release party pukul 11 pagi di Stomping Grounds Coffe, Jakarta Selatan.

Saat aku datang sudah rame dengan Exiters (baca: sebutan untuk fans BYE) dengan dresscode: hitam, biru atau putih. Jujur aku telat, 12:30 WIB. Bahkan jam 11 aku dan temanku masih cekikikan cantik di kamarku. Hihi. Udah rapi tentunya. Aku dengan stelan baju panjang hitam, bawahan jeans dan sepatu tali, serta tas hitam. Simple but still gorgeous, halaaaaa.

Aku diminta Kak Hilmi untuk kontak Kak Mutia kalau sudah sampai. Dia bagian ticketing, katanya. Saat aku turun dari mobil, anjrit banyak cowok juga, batinku. Aku cukup kaget sebab semua personel BYE cowok dan masih gemes gitu. Meski aku pun sama sekali gak melarang cowok suka BYE. Yes, musik mereka keren!

Ibarat tagline sebuah ajang terkenal, "semua mata tertuju padamu."

Entah benar atau gak, kiranya gitulah yang aku rasain. Sebenarnya aku dan temanku udah tahu ini sewaktu di jalan. Resiko datang telat, pasti banyak yang noleh, untuk sekadar tahu siapa yang datang. Tiba-tiba aku benci situasi ini, buru-buru aku telfon Kak Mutia. Aku baru ngeh, iyalah kan samping kafe ini barber, gak heran kalau banyak cowok. Jadi aku berasumsi―dan benar―cowok-cowok itu memang lagi asik nongkrong depan barber.

Ada yang ngelambai dari dalam, seolah memintaku dan temanku supaya masuk. Sempat ragu. Ada bapak-bapak berambut cepak berdiri di depan kafe dengan tas gemblok yang ngelingkarin bahunya, aku curiga dia adalah orang dari CreativeDisc. Dia bilang, "masuk aja." Dengan sungkan, aku dan temanku buka pintu kaca kafe kemudian masuk. Tiba-tiba suasana berubah. Lagu BYE yang diputar lewat speaker kafe langsung mendominasi. Ada yang asik ngobrol sana-sini, suara mc juga sesekali terdengar dan di dalam kafe ini didominasi cewek, nyatanya. Meski aku nemu beberapa cowok. Itupun bisa aku hitung, beberapa diantaranya memang orang dari kafe dan beberapa sponsor.

Aku belok ke sudut ruangan, tempat yang tadi cewek berkerudung melambai. Aku tebak itu Kak Mutia, dan ternyata benar. Aku lihat dia nulis namaku di daftar tamu yang hadir, Syifa―well, aku gak pentingin itu. Udah biasa. Tiba-tiba datang cewek dari belakangku, dengan cerianya dia nyapa aku, dia Kak Hilmi. Kita ngobrol sedikit perihal acaranya, dan perjalanan aku sewaktu salah belok, harusnya belok sebelum Lapangan S, ini justru sesudahnya. Dia bilang gak ngeh, karena dia pikir aku berhijab. Saat chat sama dia foto profil Line-ku memang sedang pakai kerudung. Dia juga ngobrol sama temanku. Kemudian kami ketawa-ketawa santai sebelum akhirnya dia harus pergi karena banyak yang mesti dia urus.

Kami cukup menikmati acaranya. Sesekali teriakan histeris saat di putar video BYE mengucap salam ke penggemarnya di Indonesia. Nonton bersama MV BYE yang baru dari album All The Lights, juga cerita-cerita sedikit perihal BYE dari Exiters yang maju ke depan. Aku milih untuk jadi pendengar yang baik aja. Bahkan posisiku gak terlalu di depan. Selagi karena telat, aku merasa posisi belakang nyaman aja dekat AC. Maklum.. aku datang jam 12-an. Keluar mobil langsung berrrrr..panasnyeeh.

Sampai akhirnya lewat mic, dengan suara cerianya, Kak Hilmi bilang, "coba yang di belakang Sifa ke sini dong, sama temannya Vita. Mereka nih baru banget tahu event ini, dan satu-satunya yang beli OTS, lho."

Mampus, batinku. Kini pandangan mereka beralih. Aku sama Yunita langsung lihat-lihatan senyum. Yap! nama temanku Yunita, bukan Vita. Oke, lupakan lagi soal kesalahan nama. Yang Kak Hilmi bilang gak sepenuhnya salah karena aku memang langsung kontak Kak Hilmi 2 hari sebelumnya, tepatnya jam setengah sebelas malam ketika aku buka Instagram, CreativeDisc memublikasikan perihal acara ini. Dan baru benar-benar aku fix-in ke Kak Hilmi jam 9 pagi di hari H-nya, 2 jam sebelum acaranya mulai.

Kurang lebih begitulah aku cerita di depan―dengan penuturuan yang berbeda namun intinya sama―dengan mic, diliatin puluhan pasang mata, sekaligus mata dia.....mata cowok yang mengurus bagian audio dan video, yang diam-diam aku perhatiin manis juga hahahahahahalak.

Sesekali dia mengarahkan acara. Usut punya usut, dia orang dari Sony Music Indonesia, label BYE. Sampai sekarang aku gak coba cari tahu. hanya yang aku pikirin saat itu adalah; "apa dia ikutan milih pemenang giveaway album #3-nya The Script yang belum lama ini, yang aku ikutin di Instagram Sony Music Indonesia?" Kalau iya, aku kan salah satu pemenangnya! Mana formatnya berupa video. Apa dia ngeh mukaku? Alah banyak mikir.

Ketika ada acara door prise, beberapa selang kemudian disebut nomor 26. Nomorku. Aku dapat wristband bertuliskan Before You Exit, juga I Like That―judul EP-nya tahun 2013. Aku senang. Maksudnya gak nolak juga, namanya juga hadiah. Tapi karena sebelumnya aku sudah linat Instagram partner yang sponsorin merch, yang aku penginin T-shirt nya.

Aku cukup nikmatin acaranya. Bisa kenal sama orang-orang baru, nyanyi lagu BYE bareng, nebak kuis, teriak-teriakan histeris bareng tiap video BYE yang diputar, ketawa bareng, makan bareng. Yup, bareng-bareng itu memang asik, selagi bikin bahagia. Meski ada hal yang aku penginin bahwa seharusnya ada acoustic live, nyanyi-nyanyi lagu BYE diiringi gitar mulai dari lagu awal sampe lagu-lagu baru mereka, pasti makin seru. Well, it's okay.

Toh ada "bawaan" keren untuk kami. Juga ada photobooth, yang mana semua ganti-gantian nulis perihal apapun untuk BYE. Aku ikutan, nulis apanya tebak sendiri aja.

2011 awal saya bertemu dengannya, kakak kelas saya. Lebih tepatnya dia menghampiri saya. Saya lupa apa yang kita bicarakan dalam waktu singkat itu. Dia minta nomor saya untuk temannya. Saya lihat memang ada kumpulan cowok di seberang sana. Saya posisinya seperti terdesak―karena saya adik kelas mereka, dia minta secara langsung, teman-temannya melihat saya di seberang sana―maka saya sebutkan nomor saya tanpa banyak basa-basi. Tapi anehnya dia juga mengirim pesan pada saya.

Anehnya lagi, saya justru lebih tertarik padanya. Saya gak mengerti arti "tertarik" yang saya simpulkan di sini. Yang jelas, kami berkirim pesan gak seperti cewek-cowok dekat pada umumnya, seperti menanyakan sedang apa, sudah makan atau hal-hal umum yang kadang membosankan seperti itu. Bisa saya pastikan kami jarang sekali menyinggung hal itu (bukan berarti gak pernah, ya), dan saya suka.

Sampai satu malam, saya katakan bahwa saya tengah mendengar lagu The Man Who Can't Be Moved-nya The Script―band kesukaan saya―dia tahu! Dia juga suka!

Biar saya perjelas. Saat itu gak banyak orang yang saya kenal tahu The Script, apalagi suka dalam arti suka banyak lagunya. Beberapa dari mereka hanya suka lagu-lagu "hits"nya, yang umum. Saya butuh yang gak biasa. Sedang dia gak. Saya merasa seperti "Ah, akhirnya. Ada teman The Script-ku." Setidaknya, saya punya teman untuk membicarakan The Script, betapa hebatnya mereka, bertukar informasi, mengagung-agungkan band itu tanpa henti. Hihi. Saya rasa itu awalan yang bagus, karena selepas itu kami merasa... cocok. Betapa The Script memengaruhi hubungan kami saat itu.

Sampai akhirnya, dia yang tergabung dalam sebuah band (band sekolah-vokalis), tengah berada di dalam studio, yang jaraknya gak begitu jauh dari tepi lapangan tempat saya duduk, sehingga saya dapat mendengarnya. Kami saling tahu keberadaan satu sama lain. Sengaja saya bilang padanya untuk coba nyanyi lagu American Idiot-nya Green Day. Saya rasa lagu itu cukup menantang, bukan? Tapi entahlah, saya lupa. Akhirnya dia bilang bahwa dia ingin nyanyi lagu Thunder-nya Boys Like Girls, band yang juga pernah kami bicarakan sebelumnya. Dan lagu yang memang gak asing bagi saya.

Selera musik aku cukup terpengaruh dari kakak-kakakku yang beda generasi, aku jadi terbiasa dengan apa yang mereka denger, alhasil aku jadi ikutan suka, meski gasemua. Perihal boyband, selain NSYNC, aku suka Backstreet Boys. Kalau lagi dengar lagu-lagu Backstreet Boys, aku merasa "boyband fav aku nih!", tapi saat aku dengar lagu-lagu NSYNC, akupun merasakan yang sama. Jadi aku gila di antara keduanya. Tapi dari beberapa alasan-yang-gak-mungkin-aku-jelasin-dan-aku-pun-gak-ngerti-apa-yang-harus-dijelasin, aku pilih NSYNC.

Aku (baca: kakakku) bahkan punya buku tentang NSYNC, mulai dari kisah awal mereka masing-masing kemudian bisa jadi boyband, pemilihan nama NSYNC, fakta mereka, ciuman pertama mereka dan banyak banget lengkap. Dalam 1 buku itu, aku bahkan langsung ngerasa kenal NSYNC. Hahaha.

Di sini aku akan bahas konser terbaik Nsync menurutku yang mana itu adalah Popoddyssey di tahun 2001, apa daya aku yang saat itu masih umur 3 tahun!

Awal konser kamu akan lihat 5 jubah coklat keluar dari backstage dan jalan berpencar yang mana itu 'seolah' adalah NSYNC. Di sisi lain, kamu akan lihat semacam kerucut segitiga yang menutup dengan sendirinya. Di sini pikiran kamu akan dipermainkan dengan NSYNC. Ok. Aku kasih bocoran, NSYNC muncul dari kerucut itu saat dibuka, jubah-jubah itu hanyalah tipu daya yang mana itu gak ada apa-apa. Saat NSYNC muncul, kamu akan lihat cewek remaja blonde megang lightstick hijau teriak-teriak histeris. Kalau aku ada di sana dengan umurku yang sekarang, aku jamin akan mengalahkan teriakan histerisnya. Di NSYNC, yang paling sering nyanyi adalah Justin dan JC, kalau kamu sudah tahu Justin, akan lebih mudah untuk tahu JC.

Pop dipilih sebagai lagu pembuka, penonton depan memang paling untung, terlebih saat Nsync melemparkan baju lapisan mereka yang entah keberapa.

"its tearin' up my heart when im with you, but when we are apart i feel it too. and no matter what i do i feel the pain, with or without you" Yap, disusul dengan lagu Tearin' Up My Heart, gak sampai habis diikuti lagu I Want You Back. Sebelum masuk ke lagu God Must Have Spent A Little More Time On You―yang punya arti bagus banget, sempat ada jeda Lance yang entah kenapa aku suka cara dia ngomong "Popodyssey Tour". Saat udah masuk lagu The Two Of Us, kamu akan dibuat gila dengan hentakan gestur Justin yang bisa pas banget dengan irama lagu tersebut.

Di awal lagu selanjutnya, kamu akan liat mereka terbang dengan alat bantu dan mendarat di mana mereka pertama kali muncul awal konser. "Why-yi-yi-yippie-yi-yay-yippie-yi-yo-yippie-yi-yay. Why-yi-yi-yippie-yi-yay-yippie-yi-yo-yippie-yi-yo", aku suka bagian itu, Space Cowboys. Setelah adrenalin kamu naik dengan lagu tersebut, kamu bisa bernapas sebentar karena lagu setelahnya adalah This I Promise You, salah satu lagu romantis dari Nsync yang akan buat kamu sing along.

Sialnya, setelah romantisan, kamu akan dibuat galau dengan lagu Gone. Pakaian mereka rapi di lagu ini. Lucunya aku lihat Lance seperti orang capek banget nyanyi, dia ngucap gone, dan 'lengannya jatuh', ngucap lagi, jatoh lagi. Letak micnya gak konsisten. Tapi masih aja keren, terlebih penghayatan Justin yang total banget di lagu ini.

Setelah lagunya abis, kamu akan lihat adegan Chris bertengkar dengan Justin, yang mana itu sebenarnya mengulur waktu, supaya bisa siap-siap untuk lagu selanjutnya yang butuh banyak properti. Yap, It's Gonna Be Me, dengan konsep mainan, aku jadi mau boneka teddy yang Joey senderin.

Dan ini salah satu bagian kesukaanku, sebelum lagunya habis, ada sedikit kompetisi antar penonton(?). Posisi Justin di tengah, dia jelasin bahwa penonton di kanan dia ikut JC dan Lance, teriak "Y'all know that we came to rock", sedangkan kiri dia ikut Chris dan Joey, teriak "Give us some of that dirty pop". Sisi yang ditunjuk Justin secara bergantian akan teriak yel-yel mereka masing-masing tersebut. Kompetisi itu dilakukan untuk lihat mana penonton yang teriakannya paling keras, dan aku rasa itu ide yang bagus, sedikit komunikasi dengan penonton yang mana itu bisa bikin mereka semangat.
Seolah tanpa jeda, sehabis lagu itu mereka langsung nyanyi See Right Through You. Up Againts The Wall adalah lagu selanjutnya, NSYNC akan nempel ke semacam alat karet dengan bantuan khusus yang nempel di punggung jaket mereka, tentunya juga dengan bantuan dancer perempuan. Saat lagu selesai dan lampu mati total, kemudian muncul cewek baju merah yang beradegan jadi pacar JC, dia telfonan dengan JC yang muncul dalam video, yang udah terlebih dulu direkam, yang di putar pada layar. Di situ JC kesal banget karena lagi 'cekcok' dengan ceweknya di telepon, tapi Joey, Lance, Chris, dan Justin justru gantian menelepon dia untuk hal yang gak penting. Setelah adegan itu selesai, muncul satu persatu personel NSYNC dengan baju bak Celebrity―kerlap-kerlip. Aku gak paham cewek-cewek yang keatas panggung itu beneran penggemar NSYNC atau sebatas crew yang beradegan jadi penggemar. Whatever it is, i want to be a part of them.

Selepas lagunya selesai dan kondisi sedikit 'adem', Joey bacain surat dari penonton, yang aku yakin udah dipilih sebelumnya untuk dibacain. Selesai baca surat pertama, si pengirim―yang merasa itu surat dia―nunjuk-nujuk gitu, ibaratnya "aku! aku! itu suratku!", Justin liha itu, kemudian nunjuk-nunjuk seperti "itutuh orangnya". Sial, gatau gimana rasanya jadi itu penonton! Joey bilang bahwa lagu Something Like You akan dinyanyiin untuk pengirim tersebut. Jujur aja aku gila dengan suara mereka yang masih sangat prima meski abis joget sana-sini, terlebih Justin dan JC. Setelah jeda untuk bacain surat kedua, disusul dengan lagu Falling. Dan selepas surat ketiga dibacain, giliran Selfish yang dinyanyiin. Kamu akan dibuat relax dengan ketiga lagu itu.

Seolah gak ingin biarin kamu relax gitu aja, NSYNC langsung nyanyi lagu No Strings Attached dengan gerakan yang gak kalah semangat dan tentunya kompak. Ada adegan lucu yang pastinya udah direncanain, ceritanya Justin melakukan gerakan mukul. Personel lain seperti, "kamu ngapain?". Karena gak jelas, personel lain cemoohin Justin. Akhirnya keluar seperti cahaya dari tangan Justin yang mana dengan hentakan tangan itu mengeluarkan percikan-percikan api d itiap sudut depan panggung. See? udah direncanain. Selepas itu, dengan cool-nya Justin bilang "still got it", dan mereka langsung kompak dance lagi. Sial deh keren banget. Sedihnya, selepas lagu ini mereka udah thank you-an ke penonton, seperti akhir dari konser. Tapi sebelum pergi mereka masih kasih dance-an yang entah kenapa bikin makin gak mau selesai. Mereka hilang gitu aja di belakang asap dan lagi-lagi lampu mati total.

Pada beberapa detik kegelisahan apakah-konsernya-udah-beneran-selesai, muncul sosok berkostum alien seperti lagi kontrol permainan. Dan yes! JC dan Joey muncul dengan lagu The Game Is Over yang diikuti dengan kehadiran Lance, Justin, dan Chris. Kamu bisa liat bahwa ceritanya NSYNC adalah permainannya dan alien itu pemainnya.

Kemudian muncul dancer cewek dari sudut berlawanan, yang mana itu ceritanya musuh NSYNC. Mereka lengkap dengan kostum dari karakter masing-masing. Setelah berhasil kalahin musuh, NSYNC justru melawan alien itu dan berhasil. Kelihatan banget meski udah pengin selesai, mereka tetep kasih performance terbaik.

Karena belum bilang bye ke penonton, NSYNC muncul kembali dengan lagu andalannya Bye Bye Bye. Penonton teriak histeris. Seperti kubilang, mereka tetap prima dengan koreo dan suara mereka meski udah di penghujung lagu. Bahkan sesekali mereka teriak seperti "C'mon", "What?", "Sing!", "Everybody dance!" untuk semangatin penontonnya.

Huh. Aku bahkan bisa ngerasain euforia itu. Setelah lagunya bener-bener selesai. Mereka terima kasih pada semua penonton, crew, dancer dan semua yang udah terlibat. Gak hanya di awal, di penghujung konserpun mereka kasih persembahan trik yang tentu gak terlupakan! Ini konser keren banget! Kamu juga akan lihat gimana mereka di belakang panggung, ganti baju secepet mungkin, pakai properti ini-itu, memanajemen waktu sesempurna mungkin untuk bisa kasih performance terbaik ke penonton.

Satu yang pasti, mereka all out!