Saat itu salju turun, memamerkan putihnya yang murni, beradu
dengan pekatnya langit malam yang hanya dihiasi sinar bulan yang muram di balik
awan serta desiran angin malam yang lembab. Membawa aroma dingin yang lembut
masuk, menghempaskan tirai merah yang sebagiannya menutupi jendela kayu kamar
nursery kami yang sedikit terbuka.
Saat itu malam. Ketika semua anak di Inggris terlelap, kami
anak-anak Darling masih terjaga di kamar nursery dengan desingan pedang kayu di
sana-sini, yang meskipun sabetannya mengenaimu tak akan benar-benar melukaimu,
ditambah topi bajak laut yang menghiasi kepala John, serta kait mainan yang
juga tajam meskipun palsu melekat di tangan kanannya. Michael terus menerus
menyoraki kami dengan semangat, tak cukup besar untuk bisa paham.
Saat itu musim dingin dan kau tengah mengendap-endap dibalik
jendela, diam-diam mendengarkan dengan penuh perhatian pada ceritaku. Tentang
sang pangeran yang mencari gadis pemilik sepatu kaca.
Dan itulah
awal dari kisah-kisahku selanjutnya, yang didalam tokoh utamanya adalah kami
para Darling, The Lost Boy dan kau. Kau dan peri usilmu, Tink.
Semuanya berawal dari sini, karena tak ada di dunia ini yang
lebih menyukai cerita daripada dirimu. Bila kau ada disini mungkin kau akan
senang karena sekarang kaulah yang menjadi fokus utama cerita. Selalu.
Yeah, karena
kini semua ceritaku adalah tentangmu. Tentang petualangan kita di Neverland.
Tentang Hook yang kejam , bijaksana dan kesepian. Tentang
kaitnya yang selalu mengincarmu. Atau bagaimana anehnya dia mampu memahami
gundahmu lebih dari yang lain. Jolly Roger dan awak kapalnya yang muram dan
kaku, lalu dalam sekejap bergairah dan penuh nafsu saat keberadaanmu diketahui.
Tiger Lily si putri Indian tersohor yang pemberani, yang entah kenapa selalu
tersenyum saat melihat John yang juga entah kenapa John selalu bersemu merah
ketika nama si putri Indian disebut-sebut.
Mermaid Lagoon yang indah. Airnya yang sedingin es. Dan bila
kau amati baik-baik ditepian danau yang gelap di seberang, kau akan melihat
satu atau dua putri duyung cantik jelita tengah duduk bercengkrama dengan ekor
mereka yang tetap berada di air. Dan hanya bila kau sangat beruntung, kau akan
mendengar lantunan lagu mereka yang indah nan merdu. Nada merdu itu ibarat
jeratan manis yang perlahan tapi pasti menarikmu masuk ke dalam air, dan saat
kau mulai sadar dirimu telah dikepung oleh wajah wajah jelita yang telah
menjelma menjadi iblis. The Lost Boys, anak-anak hilang yang jatuh dari kereta
bayi mereka dan tak dicari selama tujuh hari, teman-temanmu yang paling setia. Awan-awan
neverland yang empuk, musim dinginnya yang tak pernah berakhir saat kau tengah terbang
ke langit London dan langitnya yang merona saat hatimu sedang bahagia. Atau
peri, tentang bagaimana mereka tercipta dari tawa pertama bayi yang baru lahir.
Bagimana mereka mati saat ada yang berkata mereka tak percaya pada peri.
Tinker bell,
peri mungil nan jahil yang pencemburu. Bagaimana Tinkerbell mengorbankan
dirinya untuk menyelamatkanmu dari racun Hook yang mematikan. Tentang usahamu
menyelamatkan Tink mampu menarik simpati anak anak yang tengah bermimpi di
seluruh dunia untuk percaya kepada peri.
Tentu saja tentang bagaimana kau mengajari kami terbang.
Bubuk peri, perasaan bahagia yang mampu membuatmu melayang atau perasaan
terpuruk yang mampu membuatmu merosot jatuh. Kau yang membimbing kami terbang
melalui bintang kedua sebelah kanan dan terus sampai pagi hari menuju
Neverland.
Tentang
rumah semak yang kau buat untukku...
Tentang aroma tubuhmu yang liar, warna kulitmu yang
kecoklatan karena terkena sinar matahari yang ceria di Neverland, suara
congkakmu yang menumbuhkan semangat baru atau seulas senyum singkatmu yang
mampu meluluhlantahkan irama teratur jantungku.
Tentang
dirimu yang takkan dan memilih untuk tak tumbuh dewasa...
Tentang
ciumanku dan bocah laki-laki yang mempunyai hak atasnya. Ah lagi-lagi tentang
dirimu.
Yeah, kau
mungkin senang, andai saja kau masih berpegang teguh pada janjimu di malam
terakhir kau berkunjung ke jendela kami, janji untuk kembali kesini, untuk
mendengarkan ceritaku tentangmu.
Apa kau tahu?
Kini langit diatas london muram sama seperti waktu itu,
bedanya ialah kini aku tak lagi melihat siluet bintang jatuh di kejauhan—di
langit sebelah kanan di antara dua bintang yang saling berdekatan. Kini Hook
sudah beristirahat dengan damai di perut sang buaya. Pipi John tak lagi bersemu
merah ketika dengan sengaja kusebut nama Lily. Kini the Lost Boy tak lagi
berburu, tapi mereka telah tumbuh menjadi pemuda-pemuda Inggris terhormat. Kini
aku tak pernah lagi melihat peri, mendengar kepakan sayapnya atau melihat
cahaya bertaburan saat mereka terbang. Jendela kayu tak pernah lagi terbuka
dengan sendirinya di malam hari, saat bintang bintang di langit memancarkan
sinarnya yang paling terang.
Kini aku
sendiri di sini, Peter, selalu. Apa kau tahu?
Hhhh...Sebenarnya
saat ini aku tengah beristirahat sejenak dari bercerita, karena kau tahu saat
aku sampai pada bagian dimana kau mengantarkan kami pulang—dengan kau sebagai
kapten Jolly Rogger yang mengudara di langit malam London.
Namun aku ingin kau tahu, meskipun kini aku tengah berhenti
sejenak—hanya untuk sejenak saja sampai aku mampu menata hatiku, jendela kayu
kamar nursery kami akan dan akan selalu terbuka. Siapa tahu ada anak yang tak
pernah tumbuh dewasa datang berkunjung.
Kau akan datang kan, Peter?
Selamanya
I do believe in fairy
0 Comments:
Post a Comment